Pecel Krokot & Sate Kelor Vegan di Warung Martani Tulung

Lima tahun mendirikan 14 warung W O W ... Panjang tuh ceritanya, tersedia di postingan sebelah. Dari pengalaman ngewarung itu, kami terbiasa menanyakan apakah ada yg alergi terhadap kacang misalnya. Apakah ada yang vegan tidak makan daging, telur, produk olahan susu, ... 


Menu utama kami adalah nasi biru bunga telang dan pecel. Sejak buka warung pertama, menu itu selalu ada. Alasan kami pindah ke desa dan buka warung di Bugisan karena kami suka makan sayuran segar. Kami ingin makan sayuran yg tidak disemprot pestisida pabrikan. Kami ingin bertemu, berkenalan dan mengetahui siapa petani dan bagaimana mereka melakukan aktivitasnya. 

Orang biasanya datang pada weekend atau saat ada event di Jogja. Warung kami kecil saja, tidak jauh dari Candi Prambanan. Biasanya orang akan booking membuat reservasi, berapa orang yg datang dan apa saja menu yg diminta. 

Krokot dan kelor adalah sayuran yg biasa dipilih.



Krokot adalah tanaman yg banyak ditemukan di sawah dan kebun. Makanan jangkrik begitu biasanya orang bilang. Walau sebetulnya banyak juga yg mengkonsumsi krokot untuk direbus menjadi campuran pecel atau coel sambal. Rasa krokot asam-asam, krekes-krekes teksturnya. 

Krokot punya kandungan vitamin tinggi. Omega tiganya tinggi. Seorang kawan lulusan Teknologi Pangan di sebuh universitas ternama bilang bahwa omega-3 krokot lebih tinggi dari yg dikandung di ikan. Baik untuk ibu hamil dan menyusui karena vitamin untuk anaknya, pertumbuhan otak.


Menu sate kelor juga andalan untuk para vegan. Yg gak vegan pun biasa juga memesan agar menu sate kelor dihadirkan.

Daun kelor atau dikenal moringa diketahui sebagai daun yg paling lengkap kandungan vitaminnya. Seorang tamu warga Perancis yg juga seorang vegan, mengkonsumsi seduhan serbuk kelor untuk mengimbangi asupan protein tubuhnya.

Kami mengolah daun kelor tidak semata untuk jamu tapi juga untuk makanan. Menu vegan bisa juga enak dan tasty.


Ini Bu Solih sang juru masak. Pernah kerja dengan orang Jepang selama dia bekerja di Bandung. Diajarin berbagai cara masakan Asia dan Barat katanya malu-malu. Setelah kembali ke Dusun Tulung, Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Jogja, dia membantu suaminya berjualan bubur ayam. Sesekali akan membantu memasak saat ada tetangga hajatan.


Nasi kucing biru bunga telang isi orek tempe. Dibungkus daun pisang. Dijual 3 ribu per bungkusnya. 


Setelah habis masa kontrakan warung, kami tidak memperpanjang berjualan nasi biru. Warung Martani Tulung masih ada. Putranya Pak RT yg meneruskan berjualan aneka jajanan.

Untuk mengetahui tentang bunga telang, kontak Yusup Martani 0813.1780.5953. Atau cek IG: Martani.organic


Tautan:

14 warung dalam lima tahun https://martanindonesia.wordpress.com/warung-s/


Comments

Popular Posts