Marginal Revolution of Myself on 2018/19

Judulnya berat nih Marginal Revolution. Iya sih yg terjadi adalah sebuah perubahan besar dan cepat di tahun 2018 dan 2019 tentang pemahaman yg dianggap kecil marginal ini, seputaran obrolan warung kopi di beberapa tempat, tentang menulis berkicau di timeline twitter, soal buat status yg asik, sedikit pengetahuan tentang Sagu Papua dan ngenalin bunga telang si pewarna alami makanan.

Dari yg sama sekali belum pernah pergi ke Papua sana, sampai kunjungan dan tinggal sampai dua bulan di beberapa kota di paling timur Nuswantara. Dan bulak-balik sampai mileages numpuk. Potongan cerita, follow IG dan folbek, add friend FB, beberapa lanjut cerita dengan sagunya. Ada juga beberapa celana lapang, kaos, atasan kain yg semuanya harus masuk ke satu ransel agar kalau harus naik Lion gak usah bayar bagasi. Yg begituan boleh juga dikategorikan revolusi, bebas lah.

21 September 2018 di sebuah hotel pinggiran Teluk Yos Sudarso kami berkumpul. Ngobrol santai soal pantai dengan Ijank dan tiga orang kawan perempuan pebisnis muda yg ingin mengembangkan diri. Ketemuan dengan orang baru memang penjajakan, ngobrol bebas saja, siapa kamu, siapa aku. Tapi juga gak vulgar-vulgar banget nanyanya jadi ibarat wawancara. Mengalir banyak canda, ah seni warung kopi memang banget deh.



Pantai Pasir Enam adalah salah-satu pantai yg direkomendasikan untuk dikunjungi selama di Jayapura. Pada hari Minggu, parkiran penuh, banyak orang wisata. Jalan menuju ke pantai lewat Jalan Angkasa, memang sih agak jauh. Tetapi pantainya masih asri dan masih banyak hutannya katanya.

Pantai Amayepa juga indah. Rp 450K/orang biaya untuk pergi ke pantai ini sudah termasuk transportasi mobil, lanjut perahu untuk menyebrang, dan hidangan makan siang. Seorang anak muda lokal yg bekerja-sama dengan operator rental mobil, operator perahu dan pemilik catering yg coba mengusahakan service ini.  

Indonesia memiliki garis pantai panjang kedua setelah Kanada. Yaitu panjang garis pantai Indonesia tahun 2018 adalah 108.000 km, ngutip dari sebuah artikel. Gak tahu juga apakah setiap tahun dilakukan pengukuran garis pantai atau per berapa waktu seperti sensus penduduk BPS.

Coba saya tanya. Berapa banyak pantai yg pernah anda datangi. Berapa panjang garis pantai yg pernah anda susuri. Berapa banyak postingan sosmed anda di pantai. Berapa sering anda membawa keluarga bermain ke pantai. Tidak tahu juga siapa yg pernah melakukan sensus atas pertanyaan seputaran pantai seperti ini. Tapi feeling ku sih angka ketertarikan orang terhadap pantai rendah, mungkin kalau dirata-rata orang Bali yg paling tinggi. Karena mereka punya acara adat yg secara rutin meminta umatnya untuk mandi di laut. Tapi di luar itu, mungkin sebatas pergi ke Ancol untuk makan malam menjamu tamu di rumah makan Bandar Djakarta.

Jadi kalau mau buat resolusi 2020 yg revolusioner, buat saja untuk diri sendiri dulu. Misalnya sering2 main ke pantai, mandi2, mengenal indahnya pantai Nuswantara, atau keep santai seperti anak pantai wakakkkkk... Mau lebih ganas, ya coba dagang usaha produk hasil dari nelayan atau ngewarung di pantai widihhhh ...





Comments

Popular Posts