Apa Siapa Kelompok Pengguna Air 2014

Pada hari jumat 15 mei 2014 terjadilah diskusi asik di Imah Cai Bogor. Wah tentunya sesuatu karena Bogor kota hujan dan ada rumah yg menamakan dirinya rumah air. harapan besar menyumbang ke dalam isu air dari imah cai. di tahun segitu sih memang sibuk sebatas konsep. Apa peran mu yg feasible dimainkan. apa pembelajaran didapat dari Air Te yg bisa diterapkan di lembaga tetangga. bagaimana pengorganisasian kelompok pengguna air di hulu Cil-Cis (Ciliwung Cisadane).

dulu tuh ya kalau pun pergi ke site, kayaknya lebih mirip ya seleb aja. seleb kok mulung sampah plastik sampai nyemplung di sungai yg alirannya dipakai MCK, sikat gigi, mandi, nyebokin anak, sampai nyuci babat untuk bahan soto (ouch) ... karena memang bukan seleb beneran, ngaku aktivis ya kegiatannya juga membumi sih. jadi beneran mulung sampahnya sih. kesemuannya boleh dikata survey awal yg panjang lah memang itu. namanya anak muda boleh lah liar-liar sikit.

gemes-gemes juga kenapa gak kepikiran bikin kombucha misalnya sebagai sesuatu yg langsung punya dampak. kalau sekarang khan kemana2 coba zero waste. buat pupuk cair dari sampah kulit pisang dan buah lainnya yg kita makan. nanam-nanam biji bunga telang lah di plastik kresek bekas. haha ...

pembelajaran adalah sesuatu yg di obrolin setelah sebuah kegiatan berlangsung. sebut saja ada aktifitas namanya Air Te. Jawaban lantang membentuk KPA, kelompok pengguna air di hulu. misalnya KPA pemilik vila. membuat web interaktif lokasi vila juga sebatas usulan. sayangnya gak kejadian juga tuh mengorganisir pemilik vila. kurang berani kah anda saat itu. membuat web juga gampang saja padahal khan pake Google Maps. memang sebaiknya mengurangi diskusi-diskusian. semakin banyak anda berdiskusi, semakin ahli anda dalam hal itu. dan tidak dalam hal lainnya haha ...

aspek tata ruang katanya malu-malu karena memang gak ngerti-ngerti banget juga. ada 4 desa yg overlap hutan lindung. terussss mau diapain tuh 4 desa ...

pembelajarannya
kegagalan praktik bisnis as usual
yaitu
  • top down approach melalui proyek2 yg proposalnya dibuat sebuah lembaga
  • tidak terlibatnya publik (KPA) ke dalam pengelolaan SDA
pertanyaan kunci, how to involve public? 
jawaban sangat praktis adalah gunakan instrumen ekonomi untuk pengelolaan SDA
yuk ...

sukurlah di tahun 2014 itu sudah mulai kepikiran ekonomi-ekonomian. mungkin usia 40an memang waktunya kembali menata pikiran ya.

ah mentok nih
merangkum memang begitu itu
dalam keseharian juga elo menemukan banyak bacaan, mendengar, melihat banyak hal. toh yg harus dibuat output khan sesuatu yg dimengerti orang banyak. diurai satu per-satu. bisa jadi saat menulis itu, orang itu sedang belajar jadi semuanya dituliskan, semuanya diomongin. memang begitu juga tahapannya belajar.

pengantar ceunah
sebuah lembaga yg berdedikasi ngurusin data hutan, terus mau nyoba masuk ngurusin data sungai dan areal DAS-nya. ada rencana kerja ada output yg ingin dihasilkan. ada perubahan kebijakan yg ingin dilihat berubah. ada publikasi yg ingin dikeluarkan, ingin dibaca publik juga kah heuheu ... sampai dibuat perubahan sistim internal di kelembagaan mereka.

Buku potret DAS Cil-Cis akan terbit Nov-Des 2014. Beneran terbit gak tuh ...

Mencoba angkat kasus Ciliwung dengan volunterisme para pemulung sampah setiap hari Sabtu pagi.
Perpres hutan lindung di wilayah Puncak. Pengaturan vila-vila, analisis sebaran para pemilik vila yg berlokasi di kawasan hutan lindung. Kelompok pemilik vila juga belum terbentuk nih. Vila di kawasan puncak tuh terhubung dengan siapa saja, mengingat random dan luasnya tipe pemiliknya. Sehingga tiga bulan ini fokus mengumpulkan data vila katanya sih begitu. Empat desa: Mega Mendung, Cisarua, Tugu Utara Selatan, Cibeureum.

Selain penyebaran vila, yg berpengaruh di puncak adalah perkebunan teh. Saat ini luasan kebun menciut karena alih fungsi lahan.
Sampah adalah isu lain di kawasan puncak.
kami tidak akan menduplikasi kegiatan yg sudah ada. tapi melengkapi apa yg belum dikerjakan. 

jeng jeng jeng
jagoannya pun nongol
gak pernah isu air menjadi hot topik
apakah karakteristik isu air memang begitu
padahal ini ingin menjadi isu yg besar
well ...
menjadi key factor untuk kampanye
harga air irigasi versus air kemasan

mengutip dari web WWF yg bekerja di Gunung Rinjani, Lombok, NTB ...

Secara ekologis, komposisi vegetasi di gunung Rinjani dan hutan di sekelilingnya, memiliki arti penting dalam menjaga sistem pengairan di Lombok. Didukung juga oleh adanya wilayah gunung Rinjani yang luas sebagai salah satu wilayah di Nusa Tenggara Barat yang berperan penting dalam menjaga fungsi rawa sebagai daerah resapan air bagi wilayah di sekitarnya. Ada 85 sumber air dari gunung Rinjani dengan manajemen DASnya.

Tercatat ada 10 lokasi DAS dan 5 sub lokasinya. Tidak mengherankan jika Gunung Rinjani menjadi satu-satunya sumber air untuk sungai-sungai di Pulau Lombok yang menggerakkan 3 absorpsi air, bagian tenggara dan timur. Ada 3.000.000 penduduk yang bergantung pada sumber air tersebut.


jagoan neon lainnya berkata:
kesadaran masyarakat kurang. kampanye adalah membangun kesadaran. bukan membangun elitis seperti malah yg terjadi sekarang. makanya terjebak menjadi kok begini2 saja. jiyahhhh

pahami geo-politik dan geo-ekonomi, hadeuhhhh barang apa lagi ini. yaitu struktur sosial, politik, ekonomi. isunya bisa bermacam-macam, bisa melalui politiknya atau kampanye air misalnya. harus ada amunisi di awal. kira-kira dan idealis. menurut kita benar tapi tidak bisa diterima masyarakat.  membandingkan NTT dan Puncak. kompleksnya masalah air. struktur ekosistem, struktur kekuasaan beda lagi itu. sporadik kerja seperti ini. terkesan buang energi. jiyahhhhhhh

riset histori. daerah sukabumi adalah kawasan industri. struktur masyarakat jelas berbeda. karena orang setiap harinya bekerja menjadi buruh.



jadi apa yg membuat anda bisa berkata-kata begini panjang, muter-muter menghabiskan berjam-jam bermain kata-kata. sebut saja karena sejak 2015 sampai 2019 ini minumnya teh biru bunga telang ...

BaTe = Badan Teritori

13/5/2015 Imah Cai


Comments

Popular Posts