Ngayogjazz 2017 di dekat Limasan Martani

Minggu lalu menghadiri presentasi Prof Baron dari Toulouse University France tentang Water as a Common Goods. Air sebagai barang publik. Presentasi diadakan kerjasama antara UII Jogja dengan IFI LIP Lembaga Indonesia Prancis yg ada di Jogja.

Apa itu Common Goods? Wah kuliah panjang itu. Singkatnya barang yg dimiliki bersama dan dipergunakan untuk kepentingan bersama. Misalnya sungai yg biasa dipakai sebagai contoh di bangku sekolahan. Tapi di Jogja ini, yg menarik konsep public goods tuh dipraktekkan dalam sst yg asli fun. Lewat musik jazz yg dikelola bersama sehingga bisa dinikmati siapa saja yg bersedia datang ke desa tempat jazz itu dilaksanakan. kerennnnnn kak.


Terjadi di Jogja

Pertama kali menghadiri Ngajogjazz tahun 2015 di desa sekitaran Gito Gati. Baru beberapa bulan pindah ke Jogja, kita sudah menghadiri beberapa panggung gembira yg asli gratis. Heran juga kenapa bisa gratis begini yah. Parkir aja yg bayar. Masuk ke satu dusun, ada panggung utama dan petunjuk arah tentang lokasi panggung-panggung lainnya. 

Ada berapa panggung? hmmm 5 atau 6 lah. Kita tinggal milih mau nonton panggung yg mana. Dua kali ganti tempat tontonan sebelum akhirnya mangkal di satu perform di sebuah rumah yg terasnya disulap jadi tempat ngejazz. Di bawah pohon rambutan orang duduk aja ngglesor menikmati suguhan musik gratisssss. kok bisa... masih gak ngerti ajah.

Apa hubungannya sungai dengan jazz di desa? Nah di situlah serunya Orstom menjelaskan public goods. Tadi common goods sekarang jadi public goods. Mana yg bener sih. Ntarrrrr

Ta kasih aja yah nih ppt ne. Japri ke martanindonesia@gmail.com kalau mau full version. Ta kirim link email ne.

Ngayogjazz 2017

Sabtu Pahing
18 November
Dusun Kledokan, Desa Selomartani
Jam 10.00-selesai

Comments

Popular Posts